Surat sakti yang menuai kontroversi

Belakangan ini dunia pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan, hal ini bukan karena prestasi gemilang yang ditorehkan melainkan karena potret buram yang kembali bermunculan. Pemalsuan SKTM(surat keterangan tidak mampu) menjadi topik yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh media massa di Indonesia. Fakta ini terkuak setelah adanya penyelidikan yang dilakukan oleh JPII(jaringan pemantau pendidikan Indonesia), jpii mengungkap adanya praktek pemalsuan sktm yang dilakukan oleh oknum orang tua siswa. Pemalsuan sktm ini bertujuan agar siswa bisa masuk ke sekolah yang mereka inginkan dengan memanfaatkan celah kuota kursi 20% yang seharusnya diisi oleh siswa miskin.

Hal ini tentu sangat disayangkan oleh berbagai kalangan, karena lemahnya pengawasan dari kelurahan terhadap warganya, sehingga menerbitkan sktm yang tidak tepat sasaran. Asumsi masyarakat yang menganggap adanya perbedaan antara sekolah favorit dan sekolah biasa memang menjadi polemik yang berkepanjangan dari dulu. Kita harapkan saja pemerintah melalui kementerian pendidikan bisa turun tangan agar bisa menyelesaikan masalah ini.

Selain bisa mengurangi jatah kuota kursi siswa miskin, hal ini juga bisa merusak karakter siswa sejak dini karena orang tuanya sudah mengajarkan kebohongan. Pemerintah semestinya harus bisa bertindak tegas jika terbukti orang tua siswa tersebut melakukan kecurangan dengan mencoret anaknya dari sekolah yang bersangkutan.

Seharusnya orang tua siswa bisa berpikir lebih logis dan tidak menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan pribadi. Karena dengan perbuatan mereka, masyarakat miskin terkena imbasnya seharusnya mereka berhak mendapatkan jatah tersebut. Oleh sebab itu orang tua siswa harus bisa berpikir bijak dan tidak melakukan kecurangan dalam mendaftarkan anaknya ke sekolah yang diinginkan.

Kita harapkan saja masalah ini bisa segera diatasi dan tidak terus berlanjut di tahun berikutnya, sinergi dari semua pihak tentu sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Sehingga dunia pendidikan Indonesia bisa menjadi lebih baik di masa yang akan datang, tidak hanya potret buramnya yang terus dilihat oleh mata dunia melainkan prestasi gemilang yang bisa mengharumkan nama bangsa yang kita dambakan.